Kebutaan Akibat Meningitis – Buta merupakan suatu kondisi yang sangat menakutkan bagi banyak orang. Namun, hal itu tidak dapat kita hindarkan. Di dunia, banyak sekali orang yang mengahadapi prospek perubahan negatif dalam kemampuan penglihatan mereka. Mungkin Anda yang membaca ini merupakan orang yang sangat beruntung masih dapat diberikan penglihatan yang baik. Buta adalah keadaan yang tidak dapat melihat apa pun, bahkan cahaya. Mata buta itu dapat diakibatkan dari beberapa faktor yakni faktor genetik alias diturunkan dari orang tua kepada anak, kecelakaan atau penyakit. Di negara-negara dunia ketiga seperti di Indonesia ini, penyebab utama dari mata buta adalah infeksi, glaukoma, katarak dan ketidakmampuan untuk membeli kacamata. Selain itu juga, pasien yang menderita penyakit diabetes juga dapat menjadi tuna netra. Ini adalah beberapa kondisi yang dapat menyebabkan mata menjadi buta.
Katarak
Katarak ialah penyakit dimana lensa mata itu menjadi keruh hingga dapat membuat penglihatan tidak dapat melihat dengan jelas. Katarak pada umumnya disebabkan oleh proses penuaan, namun terkadang juga ada anak-anak yang terlahir dalam keadaan katarak. Selain itu juga, katarak juga kemungkinan dapat terjadi akibat dari pasca cidera mata, peradangan dan beberapa penyakit mata lainnya. Selain katarak, kebutaan akibat meningitis juga dapat terjadi.
Hingga saat ini, belum ditemukan cara ampuh yang terbukti dapat membantu cegah katarak terjadi. Namun, dengan mengurangi kebiasaan merokok dan paparan terhadap sinar ultraviolet diduga mampu menunda perkembangan katarak. Penyakit katarak yang belum terlalu parah dapat diatasi dengan cara minum obat atau menggunakan kacamata. Jika ternyata keterbatasan penglihatan sudah semakin parah hingga mengganggu kehidupan sehari-hari, barulah tindakan yang dapat diambil adalah dengan cara operasi katarak. Kebutaan akibat meningitis dapat terjadi oleh siapa saja, tidak hanya katarak.
Glaukoma
Penyakit yang masih ada hubungannya dengan peningkatan tekanan yang terjadi di dalam bola mata dapat mengakibatkan saraf optik mata akan menjadi lebih buruk seiring dengan berjalannya waktu, disebut dengan Glaukoma. Dimana pada Glaukoma ini lebih cenderung diturunkan dalam keluarga dan mungkin saja baru akan muncul pada saat seseorang sudah bertambah tua. Penyakit ini dapat menyebabkan mata buta dengan memiliki gejala seperti mata merah, melihat lingkaran cahaya di sekitar lampu, nyeri pada mata. Mata terlihat kabur terutama pada area tepi penglihatan, mual atau muntah serta penglihatan yang menyempit ketika melihat jarak jauh. Namun, bagi kebanyakan orang penyakit ini tidak dapat menunjukkan tanda-tanda apa pun. Untuk melakukan pencegahan penyakit ini pun tidak diketahui. Namun, ada metode pengobatan atau bedah medis efektif yang dapat dilakukan, seperti operasi laser, tets mata, dan operasi mikro.
Diabetes
Penyakit diabetes mellitus ini dapat membuat mata menjadi buta, jika Anda termasuk dalam salah satu orang yang mengalami komplikasi retinopati diabetic. Tahukah Anda bahwa gula darah itu dapat merusak pembuluh darah pada lapisan belakang mata, area yang paling sensitif terhadap rangsang cahaya. Akibat yang dapat terjadi ialah retina tidak dapat menerima asupan nutrisi yang dibutuhkan untuk dapat mempertahankan penglihatan. Retinopati diabetic ringan atau sedang tidak memerlukan pengobatan yang sesegera mungkin. Melainkan, terkadang dokter juga dapat memberikan saran untuk dilakukan pengobatan dengan penggunaan laser atau dengan vitrektomi, yakni pengangkatan gumpalan darah atau jaringan perut yang berada di badan bola mata.
Trakoma
Infeksi bakteri Chlamydia Trachomatis menular yang dapat mempengaruhi kemampuan penglihat disebut dengan Traukoma. Inifeksi ini dapat menyebar dengan melalui cairan dari mata dan hidung atau menggunakan barang yang dipakai oleh penderita yang terinfeksi seperti handuk, sapu tangan atau pakaian. Lalat juga dapat menyebarkan cairan yang mengandung infeksi ini kepada orang lain. Trakoma memiliki gejala seperti iritasi ringan pada mata, keluarnya nanah atau kotoran mata lainnya, penglihatan kabur, sakit pada mata, mata peka terhadap cahaya dan mata tersa gatal.
Meningitis
Meningitis merupakan sebuah penyakit akibat dari peradangan pada selaput yang menyelimuti otak maupun di sumsum tulang belakang. Membran atau selaput yang disebut dengan meninges umumnya berfungsi untuk memberikan perlindungan pada otak dan sumsum tulang belakang dari bakteri dan virus. Ada juga dampak atau efek meningitis pada tiap orangnya itu berbeda-beda. Semua itu tergantung dengan jenis virus, bakteri dan jamur penyebab dari meningitis.
Berikut dibawah ini adalah beberapa dampak meningitis yang terjadi pada orang dewasa dan anak-anak, seperti:
- Cidera Mata
Baik itu septicaemia (keracunan darah) dan meningitis dapat menyebabkan Acquired Brain Injury (ABI) atau cidera otak yang diakuisisi, yakni cidera pada otak yang terjadi setelah lahir. Kerusakan otak yang sudah parah pada meningitis sebenarnya tidak umum dan biasanya itu telah diketahui saar beberapa hari kemudian. Komplikasi yang terjadi pada kerusakan otak ini adalah epilepsi dan cerebral palsy. Dan otak juga memerlukan lebih dari 20 tahun untuk dapat berkembang. Jadi, dapat dibayangkan jika pada seorang anak atau orang dewasa terkena ABI, dibutuhkn waktu lama hingga bertahun-tahun untuk dapat kembali pulih otaknya.
- Masalah Prilaku
Kesulitan dalam belajar dan bermasalah pada prilaku seringkali terjadi setelah meningitis, terutama pada anak yang masih bayi dan usia anak-anak. Seringkali adanya perubahan agresi dan kepribadian yang dikaitkan dengan ABI. Ada juga berbagai masalah yang lebih halus seperti iritabilitas, kesulitan dalam berkonsentrasi, kecanggungan, amarah dan gangguan tidur. Terkadang sulit bagi keluarga dalam memastikan apakah masalah ini disebabkan oleh penyakit meningitis. Hal inilah yang kemudian mengapa keluarga itu sulit memberikan dukungan dan bantuan yang tepat.
- Gangguan pendengaran
Gangguan pendengaran merupakan dampak yang paling umum dirasakan oleh penderita meningitis. kesulitan dapat berkisar dari gangguan pendengaran ringan hingga tuli yang mendalam di satu atau kedua telinga. Kerusakan yang terjadi pada telinga bagian dalam juga dapat mengakibatkan maalah keseimbangan dan tinnitus (keadaan telinga yang berdenging). Jadi, penting sekali bagi penderita meningitis untuk dapat melakukan tes pendengaran selama proses pemulihan. Seluruh hasil tes pun dapat berbeda-beda, oleh sebab itu dapat melakukan tes ini beberapa kali.
- Gangguan penglihatan
Penyakit meningitis juga dapat merusak saraf yang bertanggung jawab untuk penglihatan (saraf optic). Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya sebagian penglihatan atau kebutaan pada satu atau kedua mata. Banyak orang yang mengalami kesulitan pengihatan akibat dari saraf optiknya itu terjadi pembengkakan, dan bahkan seringkali hal ini terus meningkat dari waktu ke waktu. Anda dapat melakukan tes penglihatan untuk perawatan yang lebih lanjut.
- Perubahan emosi
Pengalaman traumatis ini juga dapat menimbulkan terjadinya dampak emosional yang besar pada penderita dan keluarga, dan bahkan pada saat pemulihan fisik berlangsung. Kesulitan emosinal juga memiliki variasi tergantung pada usia. Misalnya saja pada anak-anak, sering mengalami mimpi buruk, ngedumel, mengompol atau mudah marah. Jika terjadi pada remaja, mereka dapat depresi dan sulit untuk mengekspreikan emosi mereka. Sedangkan, pada anak-anak dan orang dewasa, mungkin akan mengalami kecemasan dan depresi, kurangnya harga diri dan kepercayaan diri dan masalah prilaku seperti agresi dan perubahan pada suasana hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar