Laman

Selasa, 03 Oktober 2017

Dampak dan Bahaya Meningitis

Dampak dan bahaya meningitis, Penyakit meningitis pada saat itu dihebohkan oleh salah seorang artis komedian yang bernama, Olga Syahputra, yang meninggal karena terserang penyakit ini. Sehingga, menjadi perbincangan oleh masyarakat luas. Selain itu ada nama Ashanti yang merupakan istri dari seorang musisi ternama Anang Hermansyah yang pernah mengidap penyakit ini, tapi dapat disembuhkan. Dari pemberitaan itulah masyarakat semakin tahu dan ingin mengenal lebih jauh penyakit meningitis. Apa saja dampak dan bahaya dari penyakit meningitis? sehingga, ada nyawa yang tertolong dan tidak.

Dampak dan Bahaya Meningitis

Sebelum mengetahui dampak dan bahaya meningitis. kita harus mengetahui, apa itu meningitis? Meningitis merupakan peradangan yang terjadi pada lapisan selaput pelindung jaringan otak dan sumsum tulang belakang, yang disebabkan karena adanya bakteri atau virus yang menyerang. Pada penyakit ini dapat dikategorikan sebagai penyakit yang cukup serius yang harus segera mendapatkan penanganan sejak dini, sebab apabila penderita penyakit ini sudah masuk pada tahap stadium lanjut, otomatis meningitis pun akan sulit untuk disembuhkan.

Meningitis yang tidak ditangani dengan segera akan menyebabkan berbagai komplikasi serius yang menyerang, seperti terjadinya kerusakan pada otak, gangguan pada pendengaran dan memori serta berujung kematian. Dan sepertinya masih banyak masyarakat kita yang kurang memahami lebih dalam lagi apa dampak dan bahaya meningitis juga bagaimana cara menangani serta agar dapat terhindar dari penyakit mematikan ini.

Dengan ini kita akan merangkum hal yang terkait dengan meningitis, siapa saja yang kemungkinan dapat terserang penyakit ini, apa gejala penyait ini, bagaimana penyakit ini menjangkit, bakteri apa saja yang dapat menyebabkan meningitis dan lain sebagainya.

Meningitis dapat menyerang siapa saja, baik itu laki-laki maupun perempuan, baik itu bayi, anak kecil, remaja, dewasa sekaligus itu orang tua, berikut dibawah ini adalah usia yang berisiko terkena meningitis:

1.Bayi atau Balita dan anak-anak, adalah usia yang sangat rentan sekali terkena, karena sudah ada 50% dari semua kasus meningitis terjadi pada sekelompok kategori usia ini. Sebab pada usia ini belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat.

2.Remaja, mereka yang antara usia 15-19 tahun ini juga dinilai rentan dapat membawa bakteri meningitis.

3.Dewasa dan Orang Tua, juga ternyata memiliki risiko terkena meningitis. meningitis dapat menyerang setiap saat, terlepas dari kesehatan, ras, jenis kelamin dan usia. Orang tua yang berumur diatas 55 tahun juga memiliki risiko terkena meningitis karena seiring waktu dengan bertambah usia yang semakin tua memiliki sistem kekebalan tubuh yang juga semakin melemah.

Lalu, pada umumnya orang yang menderita penyakit meningitis ini pasti akan merasakan beberapa gejala, dimana gejala tersebut yang dialaminya adalah demam, tangan, kaki terasa dingin, tidak nafsu makan, muntah/mual, nyeri otot, mengantuk, nafas terasa lebih cepat, terlihat pucat, badan dan leher terasa kaku serta tengang, ruam yang tidak memudar dan kejang-kejang.

Sedangkan, gejala meningitis yang dialami oleh bayi adalah bayi tampak lemah dan lesu, tidak aktif sperti biasanya, tubuh bayi gemetar, sering muntah, tidak nafsu minum susu atau makan, kejang pada tengkuk leher, rewel, gelisah, menangis terus, dan terdapat benjolan di bagian kepalanya.

Meningitis ini juga dapat menularkan pada siapa saja yang berhubungan langsung oleh penderitanya. Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan dengan melalui batuk, bersin, ciuman, makan dengan sendok yang sama atau peralatan lainnya dalam penggunaan barang secara bersamaan, sama halnya dengan merokok dengan batang yang sama. Oleh sebab itu, jika Anda mengetahui ada rekan, sahabat, saudara dan tetangga yang menderita meningitis model seperti ini maka kamu haruslah berhati-hati. Biasakan mencuci tangan secara bersih sebelum dan sesudah makan, setelah ke toilet umum, setelah memagang hewan peliharaan, atau memegang sesuatu yang lainnya.

Tidaklah mudah untuk dapat mendiagnosa penyakit seperti ini, mendiagnosa pasien yang mengalami meningitis harus dengan melalui pemeriksaan yang tepat dan pastinya akurat. Agar dapat segera mengetahui apa penyebab dan vagaimana cara penanganannya, sabab beda penyebab akan beda juga cara pengobatan yang akan dijalankan.

Pada tahap awal pemeriksaan akan dilakukan pemeriksaan puncture, dimana pemeriksaan cairan pada selaput otak. Hal itu dilakukan guna memastikan orang tersebut menderita meningitis atau tidak. Jarum akan dimasukkan ke dalam kanal tulang belakang untuk dapat mengambil sampel cairan serebrospinal (CSF) yaitu cairan yang menyelimuti otak dan sumsum tulang belakang. Kemudian, cairan tersebut akan dilihat di laboratorium medis untuk dapat diteliti lebih dalam.


Untuk pengobatan umum yang dapat diberikan meningitis adalah pengaplikasian scara cepat dengan menggunakan antibiotik dan obat, terkadang antivirus. Dalam beberapa situasi yang ada, obat kortikosteroid dari peradangan yang terjadi secara aktif. Ini dikarenakan meningitis dapat menyebabkan konsekuensi serius dalam jangka panjang seperti defisit tuli, epilepsi, hidrosefalus dan kognitif, terutama jika pasien tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

Dalam pemberian antibiotik secara infus merupakan sebuah langkah yang biasa dilakukan dan dipakai untuk dapat mengurangi atau menghindari risiko komplikasi yang akan terjadi nantinya. Antibiotik yang diberikan langsung kepada penderita meningitis tergantung dari jenis bakteri yang ditemukan dari hasil pemeriksaan yang lebih intenisif.

Adapun beberapa antibiotik yang seringkali diresepkan oleh seorang dokter pada kasus meningitis yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus Pneumoniae dan Neisseria Meningitidis antara lain yaitu antibiotik Cephalosporin (ceftriaxone atau cefotaxime). Untuk meningitis yang disebabkan oleh bakteri Listeria Monocytogenes akan diberikan Ampicillin, Vancomycin dan Carbapenem (meropenem) juga Chloramphenicol atau Ceftriaxone.

Banyak beberapa bentuk meningitis, seperti yang masih terkait dengan meningkokus, haemophulus influenza tibe B, Pneumococci atau infeksi virus gondok dapat dicegah dengan cara imunisasi. Dalam pemeberian vaksin meningitis biasanya itu diberikan pada orang yang berisiko tinggi seperti remaja, wisatawan yang ingin ke daerah endemik, personil militer dan jamaah haji maupun umrah.

Biasakan melakukan cuci tangan dengan bersih sebelum dan setelah melakukan sesuatu maupun memegang suatu benda. Budayakan gaya hidup sehat sejak dini dan tidak merokok mengkonsumsi minuman keras (alkohol) dan obat-obatan terlarang (narkoba), serta biasakan untuk melakukan olahraga.

Inilah jenis meningitis yang harus kita ketahui bersama. Jenis meningitis terbagi menjadi dua yakni jenis viral meningitis, dimana penderita meningitis dengan jenis ini seringnya dia mengalami sakit kepala,merasa kelelahan dan kehilangan memori. Meski pada jenis meningitis ini jarang sekali mengancam jiwa, namun kebanyakan orang harus mendapatkan pemulihan secara total.

Kedua, jenis meningitis bakteri. Pada penderita mengitis jenis ini memiliki gejala adanya bercak pada tubuh dan kondisi tubuh seperti  flu. Jenis ini dapat mengancam jiwa seseorang yang menderitannya dan membutuhkan perhatian media secara intensif. Banyak penderita penyakit jenis meningitis bakteri ini tidak dapat bertahan hidup dalam hitungan jam. Dimana seringkali menyerang bayi dan anak-anak kecil.

Beberapa bakteri yang menyebabkan meningitis yaitu bakteri Stertococcus pneumoniae (pneumococcus), bakteri Neisseria meningitides (meningococcus), bakteri Haemophilus influenzae (haemophilus), bakteri Listeria momocytogenes (listeria) dan jenis bakteri lainnya seperti baktri Staphylococcus aureus dan bakteri Mycobacterium tuberculosis (bakteri penyebab penyakit TBC).  jangan lewatkan >> promo umroh  /   promo umroh 2018  /  promo umroh 2019

Meningitis dapat menyerang dengan cepat, menyerang siapa saja dan kapan saja. Namun, penyakit ini bukan tidak dapat diobati dan dihindari, karena penyakit meningitis ini masih dapat ditangani dengan vaksin. Kebanyakan orang dapat memulihkan dirinya dengan baik dan beberapa orang lainnya akan menderita seumur hidup karena efek dari komplikasi meningitis yang terjadi. Penerapan hidup sehat dan penanganan sejak dini menjadi suatu hal yang sangat penting sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar