Laman

Tampilkan postingan dengan label Gigitan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Gigitan. Tampilkan semua postingan

Senin, 06 November 2017

Gigitan Anjing Bisa Sampai Ke Meningitis

Gigitan ke meningitis, Anjing merupakan hewan yang umum dipelihara oleh orang banyak. Tapi tidak untuk orang yang beragama Islam, karena Anjing adalah hewan yang dilarang oleh Allah SWT untuk dipelihara apalagi dipegang. Namun, hewan ini memliki kepandaian dan kesetiaannya membuat orang menyukai hewan ini. apalagi banyak sekali jenis dan ukurannya. Selain itu, hewan ini juga memiliki naluri pemangsa. Mereka merupakan keturunan predator yang dilengkapi dengan kemampuannya untuk menyerang. Maka dengan begitu, hewan tersebut bisa saja menyerang tiba-tiba dan menggigit.

Gigitan Anjing Bisa Sampai Ke Meningitis

Digigit anjing ialah kejadian yang sering kali terjadi, dan anak-anak yang biasanya menjadi korban gigitannya itu. Seperti kebanyakan jenis gigitan hewan, gigitan anjing ini biasanya masih dapat diobati dengan cara sederhana pengobatan dirumah untuk mencegah agar virus dan bakteri dari anjing tidak dapat menular. Karena pada dasarnya air liur hewan mengandung jutaan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi, salah satunya infeksi meningitis. Jadi dari gigitan ke meningitis.

Oleh sebab itu, penting sekali untuk mengetahui pola gigitan anjing. Karena bisa saja terjadi dari gigitan ke meningitis. Gigi anjing pada bagian depan biasanya digunakan untuk menangkap korban, sedangkan pada gigi yang lainnya untuk menarik kulit disekitarnya saat mereka sudah mulai menggigit. Dari hasil gigitannya itu dapat menjadi lubang pada kulit seperti luka tusukan, yang dibuat oleh gigi depan anjing dan adanya luka pada bagian kulit yang tergores. Selain itu, bila korbannya itu terjadi pada anak-anak, anjing menyerang pada area leher dan wajah, terutama bibir, pipi dan hidung. 

Sedangkan pada orang dewasa umumnya lebih menggigit pada bagian tubuh seperti bagian tangan, kaki dan lengan. Jika tidak segera diobati dikhawatirkan infeksi. Jangan sampai menjadi timbul penyakit meningitis atau jenis penyait lainnya yang disebabkan oleh bakteri dan virus.

Jika Anda atau orang lain yang Anda kenal terkena gigitan anjing, maka harus lakukan langkah-langkah berikut untuk dapat mengatasinya:

1.Segera melakukan pembersihan pada luka yang sehabis digigit. Dengan cara, bilas dengan air hangat selama beberapa menit saja dengan kain bersih atau bola kapas.

2.Bila gigitan belum sampai berdarah, pegang luka akibat gigitan dengan lembut agar dapat mengeluarkan darah, yang nantinya akan berfungsi untuk mencegah bakteri yang masuk kedalam luka.

3.Berikan obat yang dapat meredakan rasa sakit seperti parecetamol atau ibuprofen untuk mengurangi rasa sakit dan pemebengkakkan pada bagian yang didigigit.

4.Setelah itu, oleskan salep antibiotik pada luka gigitan . lalu keringkan sebentar, kemudian bungkus dengan meggunakan perban dan kain kasa bersih.

5.Karena gigitan anjing dapat berisiko tinggi yakni infeksi. National Health Service juga memberikan rekomendasi untuk meminta bantuan medis, setelah Anda tergigit oleh anjing tersebut.

Jika Anda berpikir bahwa seekor anjing akan menggigit Anda, sebaiknya jangan lari, tapi harus tetap tenang. Kalau bisa, cobalah untuk mendapatkan sesuatu yang biasanya itu batu antara Anda dan anjing. Posisi tubuh berdiri tegak dengan kedua kaki dan dilindungi muka dengan tangan sambil membuat tinju yang mengarah pada anjing. 

Jangan sampai melihat langsung mata anjing, karena ini adakn ditafsirkan sebagai tanda bahwa Anda itu akan menyerangnya, maka dari itu tataplah ke bawah atau ke sisi lain anjing. Dengan posisi tubuh kita tetap berdiri diam, anjing dengan sendirinya akan kehilangan minta untuk menggigit dan Anda dapat mundur secara perlahan.

Senin, 09 Oktober 2017

Kasus Meningitis Dari Gigitan Kutu di Swiss

Meningitis dari gigitan kutu, Meningitis adalah sebuah penyakit berbahaya, terjadinya radang pada membrane yang menyelubungi otak dan sumsum tulang belakang. Secara kesatuannya itu disebut meningen. Meningitis disebabkan oleh infeksi karena virus, bakteri atau mikroorganisme lainnya, dan walapun jarang dapat disebabkan oleh obat-obatan tertentu. Pada umumnya penyakit ini dapat ditularkan dengan melalui batuk dan bersin, selain itu menggunakan barang yang sama oleh penderita meningitis. penyakit ini juga rentan sekali bagi anak-anak, sebab mereka belum memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Jika menemukan gejala meningitis pada seseorang, seperti panas, mual/muntah, sakit kepala, perubahan kesadaran, kepekaan terhadap cahaya maupun suara dan masih banyak gejala lainnya, segeralah ke Rumah Sakit agar mendapatkan penanganan yang tepat dari dokter.

Kasus Meningitis Dari Gigitan Kutu di Swiss

Ada banyak kutu di sekitar musim ini di Swiss dari biasanya. Sekarang ada banyaknya jumlah kutu di sepanjang musim semi. Dr Norbert Schutz dari Liga Swiss mengatakan, bahwa sebagai tanah dibekukan pada bulan Desember dan Januari, kutu dapat menghemat banyak energi saat mereka telah terbangun dalam cuaca yang lebih hangat setelah berhibernasi.  Antara bulan Maret dan November, pada puncaknya musim kutu, gigitannya dapat menjadi sebuah pengalaman yang tidak menyenangkan. Kasus meningitis dari gigitan kutu di Swiss.

Ketika seseorang melihat ada tanda centang yang menempel pada kulit mereka, reaksi yang pertama dirasakan adalah menariknya.  Masih banyak orang tidak mengetahui bahwa sebenarnya kutu yang menempel di kulit sebenarnya dapat dihapus dengan menggunakan pinset, tidak hanya ditarik dengan tangan. Jika bagian dari kutu tetap berada di bawah kulit dalam waktu yang lama sekitar 36-48 jam ada risiko tertular penyakit. Diantaranya penyakit Lyme melalui bakteri yang menyebar. Ada juga risiko tertular penyait meningitis atau penyakit lainnya. Meningitis dari gigitan kutu tersebut.

Jika Anda mengalami gejala ini dalam tiga minggu terkena gigitan kutu, seperti gejala mirip dengan flu, pusing, sakit sendi atau sakit kepala dan mual. Segeralah mencari bantuin medis agar mendapatkan penanganan yang tepat. Kutu yang dapat menyebabkan berbagai penyakit ini dapat ditemukan di seluruh Swiss, mulai dari Danau Contanse di Timur laut samai ke Jenewa di Barat.

Di Swiss banyak orang yang telah tertular dengan penyakit meningitis ini, dalam proses penularan tersebut dikarenakan oleh gigitan kutu. Sejauh pada tahun ini pada titik manapun dalam dekade terakhir, menurut dari pejabat kesehatan federal. Mereka menekankan bahwa perlu sekali melakukan suntik vaksin untuk mencoba mencegah penyakit meningitis dari gigitan kutu yang menyerang.

Dari Kantor Kesehatan Federal menyebutkan, bahwa adanya peningkatan pada kasus meningitis dari gigitan kutu ini sangat meresahkan sekali. Pada tahun ini sudah ada dua orang yang terjangkit penyakit meningitis sampai meninggal dan lebih dari separuhnya masih dalam masa perawatan di rumah sakit.

Meningitis yang merupakan penyakit virus, tidak dapat diobati dengan menggunakan antibiotik.  Kantor Kesehatan Federal mendorong mereka yang lebih tua dari enam di daerah berisiko tinggi itu untuk melakukan vaksin meningitis untuk dapat mengurangi risiko dari gigitan kutu. Terutama pada panyakit sejenis ini sering  sekali muncul dengan baik setelah digigit.

Swiss Timur, termasuk sebagai Negara yang rentan meningitis dengan risiko tertinggi dan di wilayah yang dekat dengan danau Neuchatel dan Biel menurutnya, bahwa pihaknya tetap saja masih memiliki wewenang. Pada saat ini, kurang dari 60 persen orang di daerah yang terkena vaksinasi terhadap meningitis. Menurut Federal Health Office menunjukkan, bahwa pada musim gugur adalah waktu yang ideal untuk melakukan vaksinasi agar terhindar dari penyakit di musim semi.

Ada sebuah aplikasi mobile yang disebut dengan link eksternal “Zeck” yang dikembangkan oleh Zurich University of Applied Sciences (ZHAW) telah mengumpulkan data selama dua tahun terakhir ini, di mana orang digigit kutu di seluruh negeri.

Sementara itu, Swiss sendiri telah melihat peningkatan kasus meningitis yag disebabkan oleh gigitan kutu, Negara yang merupakan tetangga Austria telah membawa kasusnya turun menjadi 80 dari 700 karena 83 persen populasinya divaksinasi terhadap penyakit ini.