Laman

Tampilkan postingan dengan label Kasus. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kasus. Tampilkan semua postingan

Senin, 23 Oktober 2017

Kasus Meningitis dan Flu Burung Pertama di Indonesia

Meningitis dan flu burung, ternyata pasien dengan kasus meningitis dan flu burung yang pertama kalinya terjadi di Indonesia bahkan kasud kedua di dunia berada di Desa Pasirhalang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2006 yakni dr Yudhi Prayudha menjelaskan, bahwa MK yang berusia 65 tahun, telah dinyatakan positif terjangkit virus H5N1. Karena diduga kuat bahwa Virus H5N1 ini menjadi penyebab penyakit radang selaput otak atau biasa dikenal dengan meningitis yang diderita MK.

Kasus Meningitis dan Flu Burung Pertama di Indonesia

Menurutnya, kasus MK ini merupakan pertama kali terjadi di Indonesia, meningitis dan flu burung. Kasus yang serupa juga pernah terjadi sebelumnya di Thailand. Dapat dikatakan ini ialah kasus kedua yang ada di Asia atau bahkan di dunia,” imbuhnya. 

Namun, dr Yudhi belum memastikan secara uji klinis, apakah penyakit meningitis yang diderita oleh MK disebabkan oleh virus flu burung (Avian influenza/AI)atau bukan. Akan tetapi, diduga kuat mengarah ke sana juka dilihat dari kondisi MK yang tidak sadarkan diri sebab meningitis dan MK dinyatakan positif telah terjangkit H5N1. kemungkinan meningitis dan flu burung menyerangnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) menghimbau kepada masyarakat agar jangan resah. “Kasus yang seperi ini sangat jarang terjadi. Oleh sebab itu, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Yang terpenting adalah masyarakat harus memperhatikan cara-cara menjaga kebersihan dan penanganan unggas dengan baik dan benar. Agat tidak terjadi kasus meningitis dan flu burung.

Pada saat itu di Jawa Barat telah tercatat 24 orang dan 19 orang diantaranya itu langsung meninggal dunia. dengan jumlah itu tersebar di 10 Kabupaten.Kota. sedangkan untuk di Kabupaten Bandung sendiri, MK merupakan kasus positif keempat.

Berdasarkan dari laporan “PR’ pada saat itu, kasus pasien positif yang terjangkit flu burung di Jawa Barat tersebut yaitu di Kabupaten Bekasi tiga orang dan ketigannya meninggal dunia. ada sebanyak lima orang di Kota Bekasi, empat diantaranya itu meninggal dunia. satu orang meninggal di Kabupaten Bogor. Dua pasien di Kota Depok Meninggal Dunia. tiga dari empat pasien yang terjangkit virus H5N1 di kota Bandung meninggal dunia. Di Kabupaten Sumedang satu pasien, di Kabupaten Indramayu dua dari tiga meninggal dunia. Di Kabupaten Garut dua dari tiga pasien meninggal dan di Kabupaten Tasikmalaya satu pasien meninggal dunia.

Faktor Kesamaan Penderita
Menurut dari Kadinkes terdapat tiga faktor kesamaan di antara penderita flu burung di Jawa Barat. Untuk yang pertama secara sosial ekonomi para penderita dari kalangan menengah dan menengah ke bawah. Sedangkan yang kedua, tidak terjadi di dekat peternakan ayam berskala besar dan yang ketiga, unggas yang positif selalu jenis ayam buka ras (buras).

Berbeda dengan pernyataan dari Dinas Kesehatan Jawa Barat, hasil penelitian dari Dinas Peternakan terhadap unggas Kampung Babakan Cinta Pasirhalang, justru hasilnya negatif. Dalam pengambilan sampel telah dilakukan secara langsung dari lingkungan rumah tinggal MK.pemeriksaan tersebut dilakukan di Laboratorium, bukan berupa rapid test yang dilakukan di lapangan, sehingga hasilnya itu lebih akurat lagi.

Teratasi
Dalam melihat perkembangannya itu, pegamatan “PR” di beberapa media yang ada, bahwa virus V5N1 saat ini sudah teratasi. Meski sudah banyak memakan korban, namuan dari satuan penanggulangan flu burung akhirnya dapat mengatasi wabah virus ini.

Masyarakat diedukasi agar dapat melakukan berbagai pencegahan termasuk hidup sehat dan cara memasak unggas dengan benar dan lain sebagainya. Hingga kini virus masih dapat terkendalikan dan tidak luas peyebarannya.

Senin, 09 Oktober 2017

Kasus Meningitis Dari Gigitan Kutu di Swiss

Meningitis dari gigitan kutu, Meningitis adalah sebuah penyakit berbahaya, terjadinya radang pada membrane yang menyelubungi otak dan sumsum tulang belakang. Secara kesatuannya itu disebut meningen. Meningitis disebabkan oleh infeksi karena virus, bakteri atau mikroorganisme lainnya, dan walapun jarang dapat disebabkan oleh obat-obatan tertentu. Pada umumnya penyakit ini dapat ditularkan dengan melalui batuk dan bersin, selain itu menggunakan barang yang sama oleh penderita meningitis. penyakit ini juga rentan sekali bagi anak-anak, sebab mereka belum memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Jika menemukan gejala meningitis pada seseorang, seperti panas, mual/muntah, sakit kepala, perubahan kesadaran, kepekaan terhadap cahaya maupun suara dan masih banyak gejala lainnya, segeralah ke Rumah Sakit agar mendapatkan penanganan yang tepat dari dokter.

Kasus Meningitis Dari Gigitan Kutu di Swiss

Ada banyak kutu di sekitar musim ini di Swiss dari biasanya. Sekarang ada banyaknya jumlah kutu di sepanjang musim semi. Dr Norbert Schutz dari Liga Swiss mengatakan, bahwa sebagai tanah dibekukan pada bulan Desember dan Januari, kutu dapat menghemat banyak energi saat mereka telah terbangun dalam cuaca yang lebih hangat setelah berhibernasi.  Antara bulan Maret dan November, pada puncaknya musim kutu, gigitannya dapat menjadi sebuah pengalaman yang tidak menyenangkan. Kasus meningitis dari gigitan kutu di Swiss.

Ketika seseorang melihat ada tanda centang yang menempel pada kulit mereka, reaksi yang pertama dirasakan adalah menariknya.  Masih banyak orang tidak mengetahui bahwa sebenarnya kutu yang menempel di kulit sebenarnya dapat dihapus dengan menggunakan pinset, tidak hanya ditarik dengan tangan. Jika bagian dari kutu tetap berada di bawah kulit dalam waktu yang lama sekitar 36-48 jam ada risiko tertular penyakit. Diantaranya penyakit Lyme melalui bakteri yang menyebar. Ada juga risiko tertular penyait meningitis atau penyakit lainnya. Meningitis dari gigitan kutu tersebut.

Jika Anda mengalami gejala ini dalam tiga minggu terkena gigitan kutu, seperti gejala mirip dengan flu, pusing, sakit sendi atau sakit kepala dan mual. Segeralah mencari bantuin medis agar mendapatkan penanganan yang tepat. Kutu yang dapat menyebabkan berbagai penyakit ini dapat ditemukan di seluruh Swiss, mulai dari Danau Contanse di Timur laut samai ke Jenewa di Barat.

Di Swiss banyak orang yang telah tertular dengan penyakit meningitis ini, dalam proses penularan tersebut dikarenakan oleh gigitan kutu. Sejauh pada tahun ini pada titik manapun dalam dekade terakhir, menurut dari pejabat kesehatan federal. Mereka menekankan bahwa perlu sekali melakukan suntik vaksin untuk mencoba mencegah penyakit meningitis dari gigitan kutu yang menyerang.

Dari Kantor Kesehatan Federal menyebutkan, bahwa adanya peningkatan pada kasus meningitis dari gigitan kutu ini sangat meresahkan sekali. Pada tahun ini sudah ada dua orang yang terjangkit penyakit meningitis sampai meninggal dan lebih dari separuhnya masih dalam masa perawatan di rumah sakit.

Meningitis yang merupakan penyakit virus, tidak dapat diobati dengan menggunakan antibiotik.  Kantor Kesehatan Federal mendorong mereka yang lebih tua dari enam di daerah berisiko tinggi itu untuk melakukan vaksin meningitis untuk dapat mengurangi risiko dari gigitan kutu. Terutama pada panyakit sejenis ini sering  sekali muncul dengan baik setelah digigit.

Swiss Timur, termasuk sebagai Negara yang rentan meningitis dengan risiko tertinggi dan di wilayah yang dekat dengan danau Neuchatel dan Biel menurutnya, bahwa pihaknya tetap saja masih memiliki wewenang. Pada saat ini, kurang dari 60 persen orang di daerah yang terkena vaksinasi terhadap meningitis. Menurut Federal Health Office menunjukkan, bahwa pada musim gugur adalah waktu yang ideal untuk melakukan vaksinasi agar terhindar dari penyakit di musim semi.

Ada sebuah aplikasi mobile yang disebut dengan link eksternal “Zeck” yang dikembangkan oleh Zurich University of Applied Sciences (ZHAW) telah mengumpulkan data selama dua tahun terakhir ini, di mana orang digigit kutu di seluruh negeri.

Sementara itu, Swiss sendiri telah melihat peningkatan kasus meningitis yag disebabkan oleh gigitan kutu, Negara yang merupakan tetangga Austria telah membawa kasusnya turun menjadi 80 dari 700 karena 83 persen populasinya divaksinasi terhadap penyakit ini.

Kamis, 18 Mei 2017

Banyak Kasus Meningitis Hingga Risiko Meninggal Dunia

Banyak kasus meningitis, Tanda paling awam yang dimunculkan adalah demam tinggi secara tiba-tiba, dan sakit kepala yang dahsyat hingga bikin meringis. Penyakit yang memiliki resiko tinggi dan juga mematikan ini dikenal dengan nama meningitis. Indonesia sudah dikejutkan beberapa penderita yang terkena dengan penyakit bahaya itu. Salah satunya ialah Olga Syahputra, salah satu komedian yang namanya melambung tinggi di dunia entertaiment yang pernah dipunyai negeri ini. Dia sering mengalami suhu tubuh yang tidak teratur, sehingga membuatnya sering demam tinggi dan kelelahan. Selain itu juga sering diserang sakit kepala yang maha dahsyat yang membuatnya nangis histeris. Setelah kabar kematiannya mulai berhembus, barulah muncul sebuah nama penyakit yang mematikan itu yang disebut-sebut menjadi penyebab kepergian komedian tersebut. Namanya meningitis.

Banyak Kasus Meningitis Hingga Risiko Meninggal Dunia

Bagi sebagian orang Indonesia, penyakit ini sangat asing sekali di telinga mereka. Ketimbang dngan penyakit demam berdarah atau jenis penyakit tropis lainnya, meningitis memang tidak begitu populer di sini. Tapi, yang merupakan jenis penyakit infeksi, meningitis merupakan satu di antara penyakit infeksi saraf yang paling mematikan dan sering menjadi ancaman bagi negeri maju maupun berkembang, seperti Indonesia ini. Banyak kasus meningitis hingga risiko kematian.

Ada sekitar 1,2 juta kasus meningitis bakteri yang terjadi pada setiap tahunnya di dunia, dengan tingkat kematian yang sudah mencapai 135.000 jiwa. Artinya banyak kasus meningitis hingga risiko kematian. Wabah meningitis terbesar dalam sejarah duniayang tercatat oleh WHO terjadi pada tahun 1996–1997 yang menyebabkan lebih dari 250.000 kasus dan 25.000 kematian. Epidemi terparah juga pernah menimpa Negara Afrika bagian Sahara dan sekitarnya selama satu abad lamanya. Angkanya itu sampai 100 hingga 800 kasus pada 100 ribu orang.

Di Indonesia itu sendiri, menurut data yang dimiliki Kementerian Kesehatan Indonesia, pada tahun 2010 lalu, jumlah kasus meningitis yang dialami oleh laki-laki sudah mencapai 12.010 pasien, sedangkan pada wanita kurang lebih ada sekitar 7.371 pasien, dan dilaporkan pasien yang meninggal dunia sejumlah 1.025.

Di RSUD Dr. Soetomo pada tahun 2010 terdapat 40 pasien yang telah di diagnosis meningitis. Dengan sebanyak 60 persen laki-laki dan 40 persen wanita. Dari angka tersebut, dilaporkan ada 7 pasien yang meninggal dunia. Pada tahun 2011, juga dilaporkan ada 36 pasien yang didiagnosis meningitis. Sekitar 67 persen pasien laki-laki dan sekitar 33 persen wanita. Sebelas di antaranya itu meninggal dunia. 

Jelas, dari angka-angka itu dapat menunjukkan bahwa penyebaran pasien yang di diagnosis meningitis pada tiap tahunnya hampir merata. Melihat adanya risiko kematian yang seringkali belum bisa terprediksi dengan pasti yang menunjukkan betapa kritikalnya penanganan yang dibutuhkan oleh pasien bersama penyakit ini.



informasi umroh tentang:
paket umroh  [  paket umroh 2018  ]  paket umroh 2019