Laman

Tampilkan postingan dengan label Pneumonia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pneumonia. Tampilkan semua postingan

Jumat, 08 September 2017

Bahaya penyakit Pneumonia Bisa Sampai Meningitis

Bahaya penyakit pneumonia, Pneumonia sudah cukup lama menjadi mimpi buruk bagia dunia kesehatan. Merujuk pada paparan Organanisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit pneumonia ini merupakan pemuncak daftar penyakit yang rentang sekali menyerang anak usia 0 sampai 5 tahun. Sedangkan, setiap detiknya itu, 20 anak yang ada di dunia meninggal karena infeksi yang mengakibatkan terjadinya radang paru-paru tersebut.

Bahaya penyakit Pneumonia Bisa Sampai Meningitis

Menurut pemaparan dari dokter Laksmi Suci Handini SpA, bahaya penyakit pneumonia dipicu dari banyak penyebab. Bisa disebabkan karena jamur, benda asing seperti debu dan air, alergi, virus atau bakteri. Dari spesialis anak tersebut juga berpendapat, proses penyebaran virus ini terbilang cepat lantaran dengan melalui udara. Apagi dengan masa inkubasi yang relatif cepat, rata-rata hanya 12 hari.

Sementara dari itu, dr Leny Kartini SpA menuturkan, bahwa bahaya penyakit pneumonia dapat sebabkan penderitanya itu mengalami sesak karena terdapat bakteri. bakteri tersebut bukanlah sebuah benda asing bagi tubuh. Bakteri itu juga merupakan flora alami di seluruh napas, sinus dan rongga hidung. “Bagi seseorang yang hanya memiliki imun tubuhnya lemah, ia bersifat potogen saja. Khususnya pada anak usia kurang dari 24 bulan dari lanjut usia (lansia),” papar Leny.

Laksmi mengungkan, bahwa pneumonia memiliki gejala yang cukup khas. Yakni, dengan munculnya ronchi basah pada saat menarik nafas, dimana pergerakan naik turun dada dengan cepat, hingga gerakan cuping hidung yang sangat jelas terlihat. Yang dimaksud dengan Ronchi ialah suara tambahan yang ditimbulkan dari pernapasan yang dihasilkan aliran udara dengan melalui saluran napas yang berisi secret atau akibat saluran napas   yang kian menyempit.

Ronchi basah yang bermakna adanya bunyi gelombang udara yang melewati cairan terutama pada fase inspirasi. “Bagi penderita pada umumnya akan merasa merasa sesak napas. Karena, paru-paru mereka telah mengalami radang dan sudah terisi dengan lender. Organ pernapasan pun juga harus bekerja keras untuk menambah volume udara yang akan masuk, papar alumnus Universitas Airlangga tersebut.

Oleh sebab itu, semua orang tidak semuanya tahu dengan gejala penyakit tersebut. Apalagi bila pneumonia masih berada dalam tahap awal. “Sering sekali disangka hanya batuk pilek atau demam biasa saja sehingga hanya diobati secara biasa juga,” tutur Laksmi.

Dalam kasus yang terjadi mengenai atypical pneumonia, penderita justru akan terlihat sehat-sehat saja. “Namun, begitu di rontgen, pada bagian paru-parunya putih, itu tandanya, ia telah menyimpan banyak lendir,” jelasnya.

Hal yang seperti inilah yang dapat memicu tingginya kejadian pneumonia adalah pemberian antibiotik yang tidak tepat sasaran. Masih banyak orang tua yang berpikiran bahwa masalah batuk pilek dapat diatasi dengan menggunakan antibiotik. Padahal, cara itu belum tentu dipicu oleh bakteri. “ Jika tubuh sering terpapar dengan antibiotik, bakteri di tubuh juga akan kebal. Pada saat dibutuhkan, antibiotik tidak dapat membunuh bakteri tersebut,” papar Leny.

Dia juga menyebutkan, bahwa dalam penyebaran pneumonia sangat pesat. Sebab, bakteri itu melakukan penyebarannya dengan melalui udara dan rentan memicu radang paru-paru pada anak yang usia 0 sampai 24 bulan. “Pada saat kontak langsung dengan orang dewasa yang sedang pilek atau ada gangguan pernapasan, bukan hal yang tidak mungkin   anak dapat tertular. Virus dan bakterinya itu dapat menyerang pada paru sehingga muncul pneumonia,” tutur Leny.  kunjungi juga >> travel umroh  /   travel umroh 2018  /  travel umroh 2019

Bakteri tersebut tidak hanya tinggal di paru-paru saja. Melainkan, ada juga beberapa kasus yang ada, bakteri Streptococcus pneumonia juga dapat mengakibatkan radang telinga hingga radang otak yang biasa kita kenal dengan meningitis. bahakan, juka infeksi ini terus berlanjut hingga parah, akan muncul sepsis. “Menyerang pada peredaran darah, kerja organ pun tidak akan maksimal. Sebab, tekanan darah berubah secara drastis,” papar Laksmi.

Jumat, 28 April 2017

Vaksin HIB Penting Untuk Meningitis, Epiglotitis dan Pneumonia

Vaksin HIB penting, Kalau waktu dulu pengobatan bisa dilakukan hanya dengan memberikan antibiotik. Sekarang dengan antibiotik saja tidak cukup ampuh untuk membunuh bakteri tersebut, karena bakteri HIB sudah banyak yang sudah kebal. Bahkan di Amerika diperkirakan 40% bakteri HIB resisten terhadap antibiotik ampisilin. Hal  ini yang menyebabkan para ilmuwan kesehatan pada akhirnya memusatkan perhatian mereka pada upaya pencegahan penyakit HIB. Mereka memutuskan bahwa imunisasi HIB merupakan cara yang paling praktis dan efektif dalam mencegah terjadinya penyakit akibat bakteri HIB ini. Di beberapa negara yang ada, vaksinasi Hib telah dimasukkan ke dalam jadwal imunisasi wajib untuk dapat diberikan kepada bayi dan balita.


Vaksin HIB Penting Untuk Meningitis, Epiglotitis dan Pneumonia


Pemberian vaksin HIB penting sedini mungkin dapat melindungi bayi dan balita dari serangan meningitis, epiglotitis dan pneumonia. Menurut dr. Fransiscus Chandra yang merupakan Direktur Medikal GaxoSmithKline (GSK), Vaksin HIB itu berisi komponen PRP-T (konjugasi polyribosyl-ribitol phosphate dengan tetanus taxoid) yang terbukti dapat memberikan kekebalan tubuh paling optimal dibandingkan dengan cara vaksin konjugasi HIB dengan bakteri lainnya. Vaksin HIB penting untuk meningitis, epiglotitis dan pneumonia. Pemberian vaksin HIB pada saat ini telah direkomendasikan langsung oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Untuk bayi yang usia 2-6 bulan akan diberikan imunisasi HIB sebanyak tiga dosis dengan interval satu bulan saja. Sedangkan untuk bayi yang berusia 7-12 bulan akan diberikan sebanyak dua dosis dengan interval dalam waktu satu bulan.

Sedangkan pemberian untuk anak yang berumur 1-5 tahun cukup dengan diberikan satu dosis. Mengingat HIB lebih sering menyerang kepada bayi kecil (26% terjadi pada bayi yang berumur 2-6 bulan dan 25% pada bayi berumur 7-11). Pemberian vaksin HIB penting, namun tidak dianjurkan untuk diberikan pada bayi yang masih di bawah dua bulan, karena dinilai belum dapat membentuk antibodi. Setelah pemberian vaksin tersebut, efek samping yang kemungkinan akan terjadi biasanya adalah demam, nyeri atau bengkak pada area suntikan. Vaksin HIB penting untuk meningitis, epiglotitis dan pneumonia.

Vaksin HIB yang pertama kali dilisensi adalah vaksin polisakarida murni yang telah dipasarkan di US sejak tahun 1985. Vaksin HIB penting untuk meningitis, epiglotitis dan pneumonia. Respon imun yang diperoleh terhadap vaksin tergantung pada umur orang itu yang diimunisasi. Anak yang berusia di bawah 18 bulan tidak menghasilkan respon yang positif terhadap vaksin ini, sehingga banyak terjadi penyakit HIB pada kelompok umur tersebut. Pada tahun 1988, vaksin ini telah ditarik dari pasar.

Dari hasil penelitian, hasil yang didapatkan ialah bahwa anak yang mulai diimunisasi HIB pada umur di atas 2 tahun, mempunyai kecenderungan akan terkena diabetes mellitus yang lebih tinggi. Peningkatan jumlah penderita penyakit diabetes telah terjadi di Negara Inggris dan Amerika. Vaksin HIB penting untuk meningitis, epiglotitis dan pneumonia.

Mahalnya harga dari vaksin HIB merupakan salah satu penyebab sehingga meningkatnya jumlah penderita meningitis di Indonesia ini. Dengan begitu kita harus mengetahui gejala yang ditimbulkan oleh Meningitis HIB, antara lain :

1.Demam Tinggi
2.Kehilangan nafsu makan dan minum
3.Hilang kesadaran dan kejang
4.Tidak dapat buang air selama 4-6 jam
5.Diare

Beberapa kombinasi dari vaksin HIB dan yang lainnya telah dilisensi di Amerika Serikat. Kombinasi vaksin HIB tersebut dengan diphtheria-tetanus-pertussis– vaksin polio dan vaksin Hepatitis B yang sudah tersedia di AS. World Health Organization (WHO) telah memberikan pengesahan pada beberapa kombinasi vaksin Hib, termasuk pentavalent diphtheria-tetanus-pertussis-hepatitis B-Hib, untuk dapat digunakan di negara-negara berkembang.

Pengenalan pada vaksin HIB di berbagai Negara yang berkembang tertinggal di belakang dengan Negara yang maju karena adanya beberapa alasan. Biaya dari vaksin yang cukup besar dibandingkan dengan harga standar EPI vaksin.  Minimnya pengawasan terhadap berbagai penyakit dan rumah sakit yang tidak memadai untuk dapat mendeteksi penyakit dan banyak para ahli yang percaya bahwa HIB tidak ada di negara mereka. Pada akhirnya, pengawasan kesehatan di berbagai negara telah diusahakan dengan menggunakan  vaksin yang saat ini mereka mencoba untuk sampaikan.

Untuk dapat mengatasi masalah ini, GAVI Alliance akhirnya mengambil peran aktifnya dalam vaksin. GAVI juga menawarkan banyak subsidinya dari vaksin HIB untuk negara-negara yang tertarik dalam menggunakan vaksin, serta dukungan dari keuangan untuk vaksin suntikan dan aman.  Selain itu, GAVI juga menciptakan inisiatif HIB.  Inisiatif HIB dengan menggunakan kombinasi untuk mengumpulkan dan juga menyebarluaskan data yang sudah ada, penelitian dan advokasi untuk dapat membantu ke berbagai Negara dalam mengambil keputusan agar dapat menggunakan vaksin HIB. Saat ini sudah ada 61 dari 72 negara-negara berpenghasilan rendah yang sudah memiliki rencana untuk memperkenalkan vaksin sejak 2009 lalu.

Pencegahan meningitis HIB dapat dilakukan dengan cara ini :

1.Pemberian ASI eksklusif, karena didalam ASI terdapat sejumlah kandungan yang sangat bermanfaat bagi imunitas anak.

2.Vaksinasi. Berikanlah vaksinasi HIB pada bayi yang sudah berusia 2 bulan. Walaupun dengan harga yang relatif mahal, tetap saja ini akan berguna sebagai perisai anak dari kemungkinan terkena serangan meningitis hingga 97%. Imunisasi HIB dapat berupa vaksin PRP-T (konjugasi) siberikan pada anak yang berusia 2, 4 dan 6 bulan an diulang kembali saat usia 18 bulan. Vaksin HIB juga dapat diberikan dalam bentuk vaksin kombinasi. Apabila anak sudah memasuki usia 1-5 tahun, HIB hanya diberikan satu kali saja. Sednagkan, untuk anak yang masih diatas usia 5 tahun tidak perlu diberikan karena penyakit ini hanya menyerang pada anak yang berusia dibawah 5 tahun. Saat ini, imunisasi HIB telah masuk ke dalam program pemerintah, yaitu vaksin pentabio produksi dari Bio Farma, vaksin HIB diberikan bersama DPT, Hepatitis B.

Informasi lain:
biaya haji > biaya haji 2018 > biaya haji 2019

Kamis, 27 April 2017

ASI Dapat Cegah Meningitis dan Pneumonia

ASI dapat cegah meningitis dan pneumonia, Untuk membantu para ibu yang sedang mengalami kekurangan ASI, berikut tipsnya, Air susu ibu (ASI) telah diketahui mengandung gula guna melindungi bayinya yang baru dilahirkan dari penyakit yang mematikan, dan hal itu dipercaya oleh para ilmuwan. Penelitian terbaru menunjukkan senyawa alami untuk menangkal infeksi Grup B streptokokus, yang juga lebih dikenal sebagai GBS. Itu merupakan infeksi yang dapat mengancam jiwa dan yang paling sering terjadi pada bayi baru yang lahir di Inggris yang menyebabkan meningitis, keracunan darah, dan pneumonia.

ASI Dapat Cegah Meningitis dan Pneumonia

Banyak wanita hamil secara alami namun membawa penyakit dan jumlah infeksi yang terdapat pada bayi pun kian meningkat. Namun belum dimengerti mengapa beberapa bayi yang lahir dengan membawa penyakit bisa tetap sehat. Di duga bahwa ASI dapat cegah meningitis dan pneumonia.

Para peneliti dari Imperial College London telah mempelajari 183 perempuan di Gambia dan para bayinya. untuk memastikan ASI dapat cegah meningitis dan pneumonia tau tidak. Mereka menguji dari DNA ibu untuk gen yang terkait dengan golongan darah dan memainkan peran penting untuk dapat menentukan jenis gula pada ASI nya saat masih mengandung. Tes tersebut juga untuk GBS.

Tim juga menemukan wanita dengan gen yang kurang memiliki GBS dalam usus, bayi mereka juga kurang terinfeksi saat dilahirkan. Namun, para bayi yang terinfeksi merasa lebih mudah untuk melawan kuman jika ASI ibu mereka mengandung gula yang disebut dengan lacto-n-difucohexaose I. jadi ASI dapat cegah meningitis dan pneumonia.

Akhirnya tes yang dilakukan dalam sebuah piring di laboratorium telah menunjukkan bahwa ASI memiliki kandungan gula yang lebih baik dalam membunuh GBS. Peneliti utama, Dr Nicholas Andreas menjelaskan, "Meskipun masih dalam penelitian tahap awal, ini sudah menunjukkan kompleksitas ASI dan manfaat yang mungkin dimiliki oleh bayi."

"Dalam proses penelitian telah menunjukkan gula ASI ini dapat melindungi terhadap infeksi pada bayi yang baru lahir. Diperkirakan juga gula yang terkandung dalam ASI memungkinkan bakteri ramah untuk berkembang, serta dapat bersaing di luar bakteri berbahaya yang mungkin dapat masuk dalam usus anak, seperti Grup B streptokokus," tambahnya.

Bakteri latch ke gula hanya untuk dibuang oleh tubuh manusia. Sehingga, hal ini dapat membantu dalam melindungi bayi dari infeksi sampai ke sistem kekebalan tubuh mereka itu sendiri hingga lebih matang untuk melawannya.



artikel lain:
umroh akhir tahunumroh akhir tahun 2018