Laman

Tampilkan postingan dengan label Rentan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Rentan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 14 November 2017

Orang-Orang Yang Rentan Terkena Meningitis

Rentan Terkena meningitis, Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada membrane yang menyelimuti otak dan sumsum tulang belakang, yang secara kesatuannya itu biasa disebut dengan menigen. Lebih umumnya kita menyebutnya terkadang radang otak. Radang otak dapat mengancam nyawa seseorang yang menderitanya, terutama jika hal ini dialami oleh bayi dan anak-anak, orang dewasa pun tidak terlepas dari ancaman penyakit yang mematikan itu. Sudah banyak kasus yang dialami pada seseorang yang pada akhirnya tidak terselamatkan dan ada juga penderitanya yang sembuh total namun meninggalkan kecacatan. Lalu, siapa saja orang-orang yang rentan sekali terkena radang otak dan apa saja gejalanya?

Orang-Orang Yang Rentan Terkena Meningitis

Dalam ilmu kedokteran Radang otak biasa dikenal dengan meningitis. Dimana meningitis ialah terjadinya peradangan pada selaput-selaput otak yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Meningitis ini dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, antara lain virus, bakteri, jamur atau parasit yang terus menyebar dalam darah ke cairan otak. Kanker, luka fisik atau obat-obatan tertentu merupakan penyakit yang dapat memicu peradangan dari jaringan-jaringan tubuh tanpa infeksi. Manusia rentan terkena meningitis bila tidak memiliki daya tahan tubuh yang kuat pada seseorang.

Penyakit meningitis yang disebabkan oleh bakteri itu akan lebih membahayakan dibandingkan virus, sehingga rentan terkena meningitis. Dimana bakteri yang membahyakan ini adalah pneumokokus yang dapat mengakibatkan kematian khususnya jika penderitanya itu anak-anak. Bakteri Pneumokokus memang dapat hidup dan diam di tenggorokan 10 persen pada orang sehat, baik bayi, balita dan individu dewasa.

Inilah yang merupakan orang-orang yang rentan sekali terkena penyakit meningitis, yaitu:

1.USIA
Kebanyakan para penderita meningitis itu disebabkan oleh virus dan bakteri yang terjadi pada anak-anak yang usianya itu masih dibawah 5 tahun. Tapi, Sudah sejak pertengahan tahun 1980-an, setelah sudah diadakannnya vaksin untuk anak-anak, pasien meningitis sudah bergeser dari usia 15 bulan sampai 25 tahun. Menurut data, ada sekitar 50 persen anak yang terkena penyakit meningitis meninggal. Kalaupun si penderita meningitis lolos dari maut, balita pastinya akan mengalami gejala-gejala dari sisa penyakitnya tersebut, seperti tuli, lumpuh, epilepsi, lamban dan reterdasi mental.

2.PADAT PENDUDUK
Seseorang yang tinggal di perumahan yang padat penduduk, personil di pangkalan militer, siswa yang ditnggal di sebuah asrama, atau tempat penitipan anak (day care) dapat meningkatkan risiko terbesar yakni meningitis. hal ini dikarenakan dalam proses penyebaran akan menjadi lebih cepat bila sekelompok orang berkumpul.

3.IBU HAMIL
Pada wanita yang sedang masa kehamilan, ada peningkatan kontaksi listeriosis, yakni adanya infeksi yang disebabkan oleh bakteri listeria, yang juga bakteri tersebut dapat menyebabkan meningitis. Bila ibu yang sedang hamil memiliki listeriosis, bayi yang belum lahir pun akan berisiko tinggi terkena hal yang sama oleh ibu.

4.BEKERJA DI LINGKUNGAN HEWAN
Seseorang yang memiliki pekerjaan yang selalu berhubungan dengan hewan, seperti halnya peternak. Memiliki risiko tinggi tertular listeria, yang dapat mengakibatkan terkenanya penyakit meningitis.

5.SISTEM KEKEBALAN TUBUH LEMAH
-Bayi yang masih premature dan berat lahirnya pun rendah.
-Bayi yang diberikan Air Susu Ibu (ASI) sebentar maupun sedikit.
-Orang yang sering sekali terpapar oleh asap rokok
-Orang yang sering sekali mengalami infeksi virus pada saluran pernafasan 
-Penderita penyakit kronis seperti halnya dengan kanker dan diabetes, penederita HIV
-Pengguna obat immunosuppresan juga akan lebih rentan terhadap meningitis.

Ada sekitar 25 persen orang yang terpapar meningitis memiliki gejala yang terus berkembang selama 24 jam. Selebihnya, akan menjadi 1 - 7 hari. Terkadang, bila seseorang mengkonsumsi antibiotik untuk infeksi yang lain, maka gejala akan terus berkembang lebih lama lagi.

Berikut dibawah ini merupakan gejala meningitis yang terjadi pada individu dewasa yaitu:

Gejala Umum
•Sakit Kepala
•Muntah-muntah
•Demam dan menggigil
•Leher kaku
•Takut lampu yang terang (photophobia)
•Kebingungan
•Kejang-kejang
•Infeksi pada saluran pernapasan atas

Gejala Lain:
•Pebengkakkan dan rasa sakit pada satu atau lebih sendi
•Ruam yang sering kali terlihat seperti memar

Rabu, 27 September 2017

Bayi Laki-laki Lebih Rentan Terkena Bahaya Meningitis

Terkena bahaya meningitis, Meningitis bukan saja dapat menyerang pada orang dewasa saja, tapi pada bayi pun bisa terkena meningitis. Bahaya meningitis ternyata lebih rentan sekali menyerang pada bayi yang berjenis kelamin laki-laki. Selain itu, adapun beberapa faktor selama pada masa kehamilan, ikut serta mempengaruhi serangan meningitis pada bayi. Kondisi bayi yang masih rentan, karena daya tahan tubuh yang masih rendah. Pada kenyataannya itu membuat bakteri, virus dan jamur mudah sekali menyerang. Salah satunya itu adalah bahaya meningitis. 

Bayi Laki-laki Lebih Rentan Terkena Bahaya Meningitis

Meningitis adalah sebutan yang tepat untuk peradangan pada selaput pelindung saraf otak dan tulang belakang yang dikenal sebagai meninges. Peradangan tersebut biasanya disebabkan karena terjadinya infeksi dari cairan yang menyelubungi otak dan sumsum tulang belakang. Sudah banyak beberapa kasus bayi yang terkena bahaya meningitis.

Meningitis juga dapat berkembang sebagai respon terhadap sejumlah penyebab, biasanya karena infeksi bakteri atau virus, tetapi meningitis juga dapat disebabkan oleh cedera fisik, kanker atau obat-obatan tertentu. Sedangkan, untuk tingkat keparahan terkena bahaya meningitis itu disebabkan oleh bakteri yang biasanya langsung parah, meski dapat disembuhkan. Hanya saja, kalaupun sembuh dari meningitis bakteri kerap terlanjur menyebabkan penderitanya itu mengalami komplikasi yang cukup serius, seperti kerusakan pada otak, hilangnya pendengaran (tuli) atau ketidakmampuan dalam belajar.

Seorang spesialis anak yakni dr. Darmady Darmawan SpA., memaparkan, bahwa jenis kelamin dapat mempengaruhi meningitis. dari jumlah yang telah ada di dunia, beberapa kasus pada bayi laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan, dengan perbandingannya itu 1,7 banding 1.

Selain dapat dipengaruhi dari jenis kelamin, kondisi ibu selama masih dalam masa kehamilan juga dapat mempengaruhi kesehatan pada janin. Bagi ibu yang memiliki infeksi pada saluran kemih, kan lebih cenderung menularkan bakteri pada si kecil.

Dokter Darmady menjelaskan kembali, bahwa kepada para ibu hamil harus selalu rajin melakukan pemeriksaan kandungan ke obgyn karena faktor risiko pada ibu misalnya seperti keputihan atau ISK, si janin kurang gerak dalam Rahim. Selain itu juga, keuban pecah dini, itu memungkinkan kuman dapat masuk dengan mudah ke dalam janin.

Tidak hanya itu saja, jika terjadi ketuban pecah dini dibiarkan selama 24 jam, akan membuat bayi menjadi stress sehingga risiko dapat berisiko buang air besar di dalam Rahim. Di situlah, ketuban hijau akan terjadi dan sangat memungkinkan jani terkena kuman sebelum lahir.  segera daftar haji plus non kuota  |  haji plus non kuota 2018

“Oleh sebab itu, pada saat lahiran, lihatlah apakah bayi Anda menangis atau tidak, ada kejang-kejang tidak. Sebab bakteri dapat masuk kapan saja dan dapat mengganggu indera penglihatan.

Rabu, 07 Juni 2017

Bayi Prematur Lebih Rentan Meningitis

Bayi prematur lebih rentan meningitis, Infeksi yang terjadi pada meninges (selaput pelindung) yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang atau meningitis. Meninges yang membengkak karena infeksi yang terjadi.pada anak banyak sekali faktor risikonya. Awalnya bayi terkena infeksi kian meningkat, dapat dilihat dari sejak lahir, termasuk bayi yang lahir dalam keadaan prematur dan berat badan lahir rendah.

Bayi Prematur Lebih Rentan Meningitis

Khusus Spesialis Anak dari RS Evasari Jakarta yakni dr Darmady Darmawan SpA memaparkan, bahwa ada beberapa faktor risiko yang dapat memengaruhi bayi prematur lebih rentan meningitis. Di masa kehamilan, seorang calon ibu wajib menjaga kandungannya dengan baik agar bayi tetap lahir dengan tepat waktu dan normal.

"Adapun beberapa Faktor risiko meningitis yakni diantaranya dari jenis kelamin yang akan berpengaruh, bayi yang pada saat dilahirkan dalam keadaan prematur atau memiliki berat badan yang rendah. Oleh sebab itu, bayi prematur lebih rentan meningitis. Beda jika dibandingkan dengan bayi yang lahir tepat waktu lebih jarang terkena meningitis," jelas dr Darmady.

Sebab, Pada bayi yang lahir prematur, menurut dr Darmady, lebih memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih buruk dibandingkan dengan bayi yang lahir tepat waku. Sehingga, anak pun akan menjadi rentan sakit sampai dia tumbuh besar nanti.

Jika para orangtua tidak menginginkan anaknya lahir prematur, tentu saja orangtua harus selalu  menjaga kandungannya dengan baik selama kehamilan hingga tiba lahir. Bisa saja bayi yang baru dilahirkan sudah menderita meningitis akibat dari ibunya yang telah terkena infeksi terlebih dulu.

"Meningitis dideteksi sejak dini pada saat masih masa dalam kandungan itu tidak bisa dilakukan. Sebabnya ialah bahwa seorang bayi atau anak harus melakukan pemeriksaan fisik terlabih dulu, jika didapatkan ternyata ada kelainan saraf atau tidak, melakukan periksa darah, dan lain sebagainya," sambungnya.

Untuk sementara dapat melakukan pencegahan sudah dapat dilakukan sejak bayi. Orangtua harus memberikan vaksin pencegah meningitis yang dapat disuntikkan dari usia dua bulan. baca juga >> paket haji  <<  paket haji 2018  <<  paket haji 2019

Tentu dengan melakukan vaksin, prevalensi meningitis dapat menurun. Meskipun biaya vaksin yang tidak cukup murah melainkan sedikit mahal, tapi dengan melakukan tindakan vaksin untuk anak sudah melindungi anak dari penyakit infeksi mematikan tersebut.