Laman

Tampilkan postingan dengan label Hindari. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hindari. Tampilkan semua postingan

Kamis, 22 Juni 2017

Vaksin Yang Aman dan Efektif Hindari Meningitis dan Lainnya

Vaksin yang aman dan efektif, vaksin merupakan bahan antigenic yang dapat digunakan untuk dapat menghasilkn kekebalan aktif terhadap suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau virus, sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami ataupun liar. Vaksin juga dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan, sehingga tidak menimbulkan penyakit. Selain itu, vaksin dapat juga berupa organisme mati atau hasil-hasil pemurninnya.

Vaksin Yang Aman dan Efektif Hindari Meningitis dan Lainnya

Dengan menggunakan Vaksin yang aman dan efektif, tedapat 10 Penyakit Berbahaya Ini Dapat Anda Cegah. Salah satu cara dalam meningkatkan imunitas tubuh serta terhindar dari penyakit yang mematikan dan ganas adalah dengan pemberian vaksin. Tidak perlu khawatir dan galau lagi tentang keamanan vaksin karena terbukti secara ilmiah.

Berikut dibawah ini merupakan lima fakta yang perlu Anda ketahui tentang vaksin yang aman dan efektif seperti yang telah disampaikan dokter Sekretaris Utama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yakni, Piprim Yanuarso :

1. Vaksin aman dan efektif
Kepada Orangtua tidak perlu ragu lagi dalam mengantarkan sang buah hati untuk mendapatkan vaksin. "Tidak perlu ragu dan khawatir lagi tentang keamanan dan efektivitas vaksin karena sudah melalui uji klinik. Ini akan lebih aman dari obat," jelasnya.

2. Vaksin mencegah penyakit mematikan
Dengan pemberian vaksin pada anak dapat mencegah kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan melakukan imunisasi. Misalnya polio, batuk rejan, tetanus, campak, pneumonia, dan meningitis.

3. Vaksin bikin tubuh kebal
"Vaksin juga menyediakan kekebalan yang lebih bagus dari kekebalan yang alami sesudah terinfeksi," tutur Piprim.

Lanjutnya,  Piprim mengungkapkan bahwa ketika ada seseorang yang terinfeksi campak atau cacar air misalnya, tubuhnya memang akan kebal. "Namun, kalau misalkan kenanya polio bagaimana? Walaupun akan menjadi kebal tapi harus lumpuh dulu. Masa terjadi lumpuh dulu baru kebal. Karena dapat kehilangan fungsi sangat penting," paparnya.

4. Vaksin kombinasi itu aman
Sudah terbukti bahwa penggunaan vaksin kombinasi itu aman. Bahkan pemberian vaksin kombinasi dapat mengurangi anak yang drop out atau tidak memperoleh vaksinasi lanjutan.

5. Bahaya setop vaksinasi
Bahaya pasti akan datang bila banyak orangtua antivaksin pada anaknya. Berbagai macam jenis penyakit ganas dan berbahaya bisa kembali mewabah apabila banyak anak tidak mendapatkan vaksin
"Bila terdapat 40 persen orang galau untuk memvaksin anaknya, maka penyakit tersebut akan datang kembali bangkit lagi dari kubur," terang Piprim.

Senin, 12 Juni 2017

Hindari dan Lakukan Ini Agar Tidak Terkena Meningitis

Hindari dan lakukan ini, Penyakit radang selaput otak atau biasa dikenal “Meningitis” hingga saat ini menjadi momok untuk balita. Penyakit yang sangat kejam pasalnya tidak ada harapan sehat bagi penderita meningitis. Hampir 50 persen penderita yang terkena meningitis meninggal dan jika sekalipun ada yang selamat pasti akan mengalami kecacatan atau keterbelakangan. Penyakit meningitis itu menyerang pada selaput otak dengan angka kematian mencapai 50 persen. Kalupun ada seorang penderita meningtitis lolos dari maut, untuk balita akan mengalami bebagai gejala dari sisa penyakitnya seperti tuli, lumpuh, lamban, epilepsi dan retardasi mental.

Hindari dan Lakukan Ini Agar Tidak Terkena Meningitis

pengertian dari meningitis adalah suatu peradangan pada selaput otak yang disebut dengan meninges, yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Meningitis juga dapat disebabkan oleh berbagai macam virus dan bakteri yang menyerang. Sudah dilakukan sebuah penelitian prospektif di beberapa rumah sakit yang ada di Indonesia, hasilnya menunjukkan bahwa 10 persen dari penyebab meningitis yang dialamai oleh balita adalah bakteri pneumokokus, yang angka kesembuhannya cukup rendah dan bisa mengakibatkan cacat permanen. Hindari dan lakukan ini agar tidak terkena meningitis.

"Hindari dan lakukan ini agar bakteri meningitis yang hidup dan diam di tenggorokan orang yang dalam keadaan sehat," ungkap Dr Hardiono Pusponegoro, Sp.A(K). Bakteri pneumokokus memang dapat hidup dan diam pada tenggorakan hanya ada 10 persen orang sehat, baik bayi, balita dan individu dewasa.

Apabila daya tahan tubuh dalam keadaan rendah atau sedang tidak stabil, bakteri dalam tenggorokan tersebut dapat masuk dengan mudah .100000 yang masuk ke dalam tubuh, darah dan otak sehingga menyebabkan penyakit meningitis. Dengan adanya ha; siuk sangat rentan terjadi pada bayi dan anak, karena daya tahan tubuh mereka yang belum kuat.

Selain itu, untuk cara penularan bakteri pneumokokus sangat mudah karena carrier (balita dan orang dewasa) akan menyebarkannya melalui udara, pertukaran dari pernapasan dan sekresi-sekresi tenggorokan.

"Pengertian bakteri pneumokokus yaitu pembunuh balita terbesar di Indonesia," terang Dr Soedjatmiko, Sp.A(K), M.Si, ynag merupakan Sekretaris Satgas Imunisasi PP-IDAI dan Ahli Tumbuh Kembang Anak dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak di FKUI-RSCM.

Gejala klinis meningitis pada umumnya seperti demam tinggi, kejang-kejang, penurunan kesadaran dengan ditandai berkurangnya respons atau tanggapan terhadap rangsangan. Gejala pada bayi seperti demam ada sebesar 62 persen, hipotermia dimana tubuh merasa sangat kedinginan, letargi (penurunan kesadaran), muntah-muntah, kesulitan minum, sesak napas, diare, kejang atau ubun-ubun besar membenjol.

Sedangkan gejala yang terjadi pada anak-anak, seperti demam, kejang, nyeri kepala, penurunan kesadaran, leher terasa kaku pada 75 persen.

Orang yang berisiko tinggi terjangkitnya penyakit akibat bakteri pneumokokus adalah sebagai berikut dibawah ini:

a. Bayi atau anak yang sudah berusia di bawah 2 tahun
b. Bayi yang lahir kurang bulan/prematur dan berat lahir rendah
c. Bayi yang hanya diberi ASI (air susu ibu) sebentar atau sedikit
d. Kawasan hunian padat dan banyak penduduk
e. Sering terpapar dengan asap rokok
f. Penitipan anak (day care)
g. Sering mengalami infeksi virus pada saluran pernapasan
h. Sering mendapat antibiotik yang dosisnya tidak kuat dan tinggi
i. Penderita penyakit kronis
j. Sistem kekebalan rendah, seperti penderita HIV

Dr Soedjatmiko menerangkan bahwa perlu ada upaya yang keras untuk melakukan pencegahan meningitis, karena sekali bakteri tersebut sampai masuk ke selaput otak, maka tidak ada harapan untuk sembuh total bagi si penderita.

Berikut dibawah ini merupakan upaya pencegahan yang dapat dilakukan yaitu:

Nutrisi
Dengan pemberian ASI yang cukup, makanan lengkap dan juga seimbang, vitamin A, Zinc, dan juga yang lainnya.

Perilaku hidup sehat
1. Tutup mulut atau hidung ketika batuk dan bersin dengan menggunakan kain kecil atau masker
2. Hindari mencium bayi dengan mulut
3. Hindari infeksi virus berulang seperti flu yang berulang-ulang
4. Hindari polusi yang bertebaran seperti asap dapur, asap rokok, asap kendaraan dan lainnya.

Vaksinasi dan imunisasi
a. Serta yang sangat terpenting vaksinasi pneumokokus: PCV 7 dan PCV 13
b. Dengan rutin melakukan imunisasi: BCG, DTP, Campak, Hib, Influenza


yang perlu dikunjungi:
promo umroh  /   promo umroh 2018  /  promo umroh 2019

Sabtu, 10 Juni 2017

Hindari Cium Si Kecil Karena Dapat sebabkan Meningitis

Hindari cium si kecil, Banyak para orangtua yang begitu sayang dengan anaknya, dengan mencium bayinya berulangkali di seluruh bagian pipi. Tingkah bayi yang lucu dan selalu menggemaskan, seringnya melampiaskannya lewat ciuman. Namun ternyata, kebiasaan yang seringkali dilakukan dengan mencium bayi terbukti akan membahayakan kesehatan bagi sang bayi itu sendiri.

Hindari Cium Si Kecil Karena Dapat sebabkan Meningitis

Pasalnya, hindari cium si kecil karena terdapat banyak kuman dan virus penyebab penyakit yang dapat ditularkan melalui percikan ludah dan penyebaran di udara sehingga dapat terhirup oleh bayi. "Yang lebih dikhawatirkan lagi dari cium itu adanya air ludah yang mengandung banyak sekali virus yang bisa saja akan tertular melalui udara. Kalau di luar negeri, ada larangan mencium anak oleh sembarang orang,” kata Product Manager PT Wyeth Indonesia dr. Theresia Adhitirta.

Hindari cium si kecil. Lalu, apa saja penyakit yang dapat mengancam bayi bila sering dicium, berikut di bawah ini antaranya

1. Ancaman Penyakit IPD
Jelas dr. Theresia, mengatakan bahwa kebiasaan yang selalu dilakukan oleh seseorang adalah mencium bayi. Hal itu berpotensi menyebabkan bayi tersebut terkena penyakit Invasive Pneumococcal Disease (IPD), yang merupakan sekelompok penyakit infeksi pneumokokus seperti radang paru (pneumonia), infeksi darah (bakteremia), dan radang selaput otak atau meningitis.

Lebih bahayanya lagi, penyakit ini termasuk berisiko kematian tinggi dan mengalami kecacatan pada balita. "Nilai tingkat kematian penyakit ini terbilang tinggi hingga mencapai 50 persen," ujarnya.

Sambungnya, sudah banyak kasus yang ditemukan bahwa penyakit ini menyerang anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun. Di samping itu, anak-anak yang telah dititipkan di tempat penitipan anak atau play group cenderung akan lebih berisiko tinggi terpapar penyakit ini.

Kemudian, untuk bayi yang lahir secara prematur, tidak mendapatkan ASI, tinggal di tingkat yang berpolusi, lingkungan yang penuh dengan asap rokok, serta tempat hunian padat termasuk di sekolah, pasar dan mall juga sangat beresiko tinggi. "Sebaiknya untuk anak-anak jangan terlalu sering dibawa jalan-jalan ke mall atau tempat keramaian," tuturnya.

2. Terkena Batuk dan Flu
Ingatlah, pada saat mencium si kecil, kuman seperti batuk dan flu ikut berpindah dari mulut ke pipi atau bibir si kecil. Akibatnya, si kecil pun akan ikut tertular, sehingga beberapa waktu yang akan datang, ia akan terjangkit penyakit tersebut.  Ingat, penyakitnya timbul seperti flu dan batuk, sakit kepala, menular melalui percikan ludah. Saat Anda sedang bersin, batuk, bernapas, termasuk mencium bayi, kuman  akan ikut terbang dan menulari orang yang ada di sekelilingnya.  

3. Rawan demam
Beberapa macam penyakit dengan gejala demam tinggi dapat ditularkan dengan melalui berciuman, termasuk beberapa penyakit demam. Entah itu flu, radang tenggorokan, atau yang lalinnya. Apalagi imunitas si kecil juga belum berkembang dengan  baik,  sehingga ia dengan mudah terserang penyakit dan menyebabkannya jadi sakit.

4. Ancaman Radang Otak Bila Bayi Sering Dicium
Kesehatan pada seseorang yg usia dewasa sudah tidak dapat dilihat dari penampilan fisik. Artinya, boleh saja kalau ia terlihat sehat-sehat saja, padahal di tubuhnya sedang digerogoti penyakit menular. Salah satu penyakit menular yang rawan hinggap pada tubuh si kecil adalah radang otak, alias meningitis. Gejala awal meningitis yang ditandai dengan demam tinggi, sakit kepala, mual, muntah.Oleh karena itu, jangan enggan untuk menolak tamu yang datang untuk menengok si kecil tapi hendak mencium.

5. Terkena penyakit CMV
Cytomegalovirus atau yang lebih dikenal dengan singkatan CMV yang merupakan salah satu bentuk virus yang menyerupai virus herpes. Bagi penderita yang terinfeksi oleh Cytomegalovirus maka gejala yang ditimbulkan itu menyerupai flu bahkan beberapa mengalami tanpa gejala. Virus ini juga bisa menyebar lewat air liur. Bila si kecil dicium oleh penderita yang terkena CMV, kemungkinan besar si kecil akan mengalami CMV juga. Penyakit ini sangat berbahaya, bahkan mematikan.

6. Terserang virus herpes
Virus ini merupakan Infeksi menular seksual yang dapat ditularkan melalui berciuman. Celakanya, virus ini juga dapat bersarang di dalam tubuh seseorang semasa hidupnya. Maka dari itu, dapat cegah dengan menolak secara halus bagi setiap tamu yang akan mencium si kecil.

7. Cacar air
Cacar air yang disebabkan oleh virus varicella-zoster. Dimana virus ini dapat sampai kepada seseorang dengan kontak langsung pada seseorang yang terinfeksi. Selain itu juga dapat menular. Padahal pada orang-orang yang sebelumnya tidak ada yang menderita atau mengalami cacar air karena belum mempunyai imunitas terhadap cacar air.
kunjungi segera >> travel umroh  /   travel umroh 2018  /  travel umroh 2019

Ada yang lebih berbahaya lagi, cacar air ini bisa menyebar dengan mudah melalui udara ketika si penderita cacar air batuk atau bersin, dimana tetesan-tetesan kecil cairan yang dikeluarkan mengandung banyak virus. Jadi penularannya itu mirip dengan penyakit flu yang sama-sama disebabkan oleh virus. Jadi sudah bisa dibayangkan apabila penderita mencium si kecil, virusnya pun sudah pasti akan berpindah, sehingga menyebabkan si kecil ikut terkena sakit cacar.