Laman

Tampilkan postingan dengan label Kematian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kematian. Tampilkan semua postingan

Rabu, 16 Agustus 2017

Risiko Kematian Pasien Meningitis TB Stadium 3

Pasien Meningitis, Meningitis adalah infeksi yang terjadi pada selaput otak yang disertai dengan radang pada membran pelindung yang menyelubungi otak dan sumsum tulang belakang, yang secara kesatuannya itu disebut dengan meningen. Ketika telah terjadi peradangan, meningen akan membengkak karena infeksi yang telah terjadi. Nah, jika meningitis sudah masuk stadium terminal dan tidak ditangani, maka risiko kematian pastinya akan mengintai dalam kurun 3 pekan. Sehingga kita harus selalu mewaspadai karena penyakit ini tergolong sangat berbahaya dan tidak boleh dianggap ringan.

Risiko Kematian Pasien Meningitis TB Stadium 3

Meningitis itu sendiri memiliki dua golongan. Dimana golongan tersebut berdasarkan dari perubahan yang terjadi pada cairan otak di kepalan pasien meningitis yaitu meningitis serosa dan meningitis purulenta. Meningitis serosa adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai dengan cairan otak yang jernih. Penyebab yang sangat sering dijumpai itu adalah kuman Tuberculosis dan virus. Meningitis purulenta adalah radang pada selaput otak yang di alami penderita bersifat akut dan dapat menimbulkan eksudasi berupa pus, yang disebabkan oleh kuman non spesifik dan non virus.

"Penularan kuman dapat terjadi dimana dan kapan saja, baik secara kontak langsung dengan pasien meningitis dan droplet infection yaitu disebabkan karena terkena percikan air liur, dahak, ingus, cairan bersin dan cairan tenggorok si penderita. Saluran pernapasan yang merupakan port d'entree utama pada penularan penyakit meningitis ini," terang Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Dirjen PP-PL) Kemenkes.

Banyaknya jumlah bakteri tersebut disebarkan pada orang lain dengan melalui pertukaran udara dari pernafasan dan sekresi-sekresi tenggorokan. yang masuk dari aliran darah ke dalam cairan serebrospinal. Lalu bakteri yang tersebar tersebut kemudian memperbanyak diri didalamnya, sehingga dapat juga menimbulkan peradangan pada selaput otak dan otak

Meningitis Tuberkulosa yang terdiri dari tiga stadium, yakni stadium I atau stadium prodormal yang waktunya itu selama 2-3 minggu dengan gejala yang ditimbulkan cukup ringan dan tampak seperti gejala infeksi biasa. Pada anak-anak, gejala yang ditimbulkan untuk permulaan penyakit lebih bersifat subakut, sering tanpa demam, muntah-muntah, nafsu makan berkurang, murung, berat badan menurun, mudah tersinggung/sensitif, cengeng, rewel, opstipasi, pola tidur terganggu dan gangguan kesadaran berupa apatis. Sedangkan pada orang dewasa terdapat panasdengan suhu yang naik turun, sakit kepala, konstipasi, kurang nafsu makan, fotofobia, nyeri punggung, halusinasi, dan gelisah.

Pada stadium 2 merupakan stadium transisi yang waktunya itu akan berlangsung selama 1-3 minggu dengan gejala penyakit akan lebih berat lagi di mana pasien akan mengalami nyeri kepala yang hebat dan kadang disertai dengan kejang terutama pada bayi dan anak-anak. Tanda-tanda rangsangan meninggal mulai nyata, seluruh tubuh akan terasa kaku, terdapat  beberapa tanda peningkatan intrakranial, ubun-ubun menonjol dan muntah lebih hebat. lagi 

"Sedangkan untuk stadium 3 atau stadium terminal ditandai dengan kelumpuhan dan gangguan kesadaran hingga koma. Penderita meningitis yang masuk pada stadium  ini penderita kemungkinan besar  akan kehilangan nyawanya dalam waktu tiga minggu bila tidak mendapat pengobatan sebagaimana mestinya," terang Prof Tjandra. lanjut di baca >> daftar haji > daftar haji 2018 > daftar haji 2019

Selasa, 16 Mei 2017

Waspadai Bakteri Meningitis Akibatkan Kematian

Waspadai bakteri meningitis, Tim kesehatan di California mengungkapkan informasi yang telah diperoleh tentang bahaya bakteri meningitis. Dilaporkan, bakteri tersebut yang menyebabkan kematian pada seorang wanita. Meningitis menurutnya kini sudah menjadi kasus fatal kedua yang dikaitkan dengan penyakit dalam satu minggu belakangan ini.

Waspadai Bakteri Meningitis Akibatkan Kematian

Perlu diketahui, ada seorang wanita yang bernama Laura Robson telah meninggal dunia beberapa waktu lalu tanpa sebab yang pasti. Sebelum dirinya meninggal, Laura sempat mengeluhkan sakitnya pada bagian kepala dan demam. Waspadai bakteri meningitis. Dari ciri tersebut menunjukan seperti tanda gejala meningitis. 

Jasadnya Laura ditemukan meninggal dunia pada saat berada di sebuah bis saat akan kembali menuju San Francisco. Tim investigasi kemudian melakukan analisa penyebab dari kematian wanita yang berusia 53 tahun itu, yang ternyata Laura meninggal disebabkan oleh penyakit meningitis. Waspadai bakteri meningitis akibatkan kematian. 

Tidak hanya itu saja, pada tanggal 7 Januari 2017 lalu, pria yang berusia 48 tahun, bernama Seven Philips, juga meninggal dunia akibat bakteri meningitis ang dialaminya. Diketahui, bahwa Seven terserang oleh infeksi bakteri antara sejak 31 Desember 2016 hingga 7 Januari 2017, di mana pada saat itu ia sedang aktif beraktivitas di SpulCycle di Spin Studio.

Namun belum ada juga penjelasan yang pasti mengenai asal muasal bakteri tersebut menyerang Laura dan Seven, keduanya meninggal secara mendadak. Lalu bagaimana bakteri menyerangnya, atau apakah tempat beraktivitas itu menjadi sarana penularannya. Tetapi yang pasti, dari pihak studio telah mengambil langkah dalam pencegahan untuk bekerjasama dengan departemen kesehatan agar pengawasan terhadap bakteri meningitis terus diperketat, agar tidak ada korban berikutnya yang mengalami hal yang yang sama. Untungnya saja, hingga saat ini, belum ada lagi laporan maupun kasus yang terkait dengan bakteri meningitis tersebut.

Yang berbahaya itu, bakterinya yang cenderung menyerang pada sistem pernapasan dan menularkan dengan melalui udara, seperti bersin dan batuk. Saat bakteri meningitis berpindah pada tempat satu ke tempat yang lainnya untuk melakukan penyebaran, bakteri tersebut akan tinggal lama di permukaan tubuh individu tersebut. Sangat membahayakan sekali bakteri itu. Sebaiknya lakukan pencegahan sejak dini dengan melakukan vaksinisasi sejak bayi.


artikel selanjutnya:
travel haji  >>  travel haji 2018  >>  travel haji 2019