Laman

Tampilkan postingan dengan label 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label 3. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 23 September 2017

Cukup 3 Gejala Khas Meningitis Pada Bayi

Gejala khas meningitis, Meningitis yaitu penyakit radang selaput otak yang disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Penyakit meningitis ini dapat menyerang siapa saja, baik pada bayi, anak-anak, remaja, dewasa maupun orang tua. Namun, yang paling sering ditemukan pada kasus penyakit ini adalah dialami oleh bayi. Terutama bayi yang baru lahir. Karena bayi yang baru lahir sangat rentan terkena virus dan bakteri akibat daya tahan tubuh yang belum kuat. Menurut dari Dr. dr. Dwi Putro, Sp, A(K), M. Med., seorang dokter spesialis anak dan konsultan saraf anak di Rumah Sakit Pondok Indah-Pondok Indah, semakin muda usia bayi, maka risiko infeksi yang menyebar pada saraf pusat otaknya akan terus semakin tinggi.

Cukup 3 Gejala Khas Meningitis Pada Bayi

Meningitis merupakan penyakit yang cukup membahayakan dan dapat menular. Meningitis juga terbagi menjadi 2 macam, yakni meningitis bakteralis dan meningitis virus. Menurut dari beberapa catatan yang ada bahwa meningitis bakterialis itu disebabkan oleh beberapa bakteri seperti pneumococcal, meningococcal, Haemophilus influenza B (HiB), Group B Streptococcal (GBS), E. Coli dan Listeria. Sedangkan untuk penyakit meningitis virus itu disebabkan oleh virus yang dapat menyebar dengan melalui udara yang tidak higienis. Adapun 3 gejala khas meningitis.

Dr Dwi memaparkan, bahwa pada keadaan yang tertentu, misalnya terdapat pasien yang berada dalam kondisi daya tahan tubuh yang tidak baik lalu terkena infeksi pada bagian tubuhnya, seperti infeksi pada sinus, telinga dan luka, infeksi itu dapat terus menyebar hingga ke selaput otak dan memiliki gejala khas meningitis.  dapatkan juga info tentang >> biaya haji > biaya haji 2018 > biaya haji 2019

Jelasnya lagi, bahwa ada 3 gejala khas meningitis yang menjadi tanda Si Kecil terserang meningitis. dimana ketiga gejala tersebut adalah demam, kejang dan penurunan kesadaran. Selain dari 3 gejala khas itu, adapun beberapa tanda lainnya yang dicirikanseperti menolak makanan, nada meningitis tinggi, sealu mengantuk dan sulit untuk dibangunkan, nafasnya terasa berat, tangan dan kakinya pun terasa dingin, serta kulitnya itu ada noda, pucat dan agak kebiruan.

Rabu, 16 Agustus 2017

Risiko Kematian Pasien Meningitis TB Stadium 3

Pasien Meningitis, Meningitis adalah infeksi yang terjadi pada selaput otak yang disertai dengan radang pada membran pelindung yang menyelubungi otak dan sumsum tulang belakang, yang secara kesatuannya itu disebut dengan meningen. Ketika telah terjadi peradangan, meningen akan membengkak karena infeksi yang telah terjadi. Nah, jika meningitis sudah masuk stadium terminal dan tidak ditangani, maka risiko kematian pastinya akan mengintai dalam kurun 3 pekan. Sehingga kita harus selalu mewaspadai karena penyakit ini tergolong sangat berbahaya dan tidak boleh dianggap ringan.

Risiko Kematian Pasien Meningitis TB Stadium 3

Meningitis itu sendiri memiliki dua golongan. Dimana golongan tersebut berdasarkan dari perubahan yang terjadi pada cairan otak di kepalan pasien meningitis yaitu meningitis serosa dan meningitis purulenta. Meningitis serosa adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai dengan cairan otak yang jernih. Penyebab yang sangat sering dijumpai itu adalah kuman Tuberculosis dan virus. Meningitis purulenta adalah radang pada selaput otak yang di alami penderita bersifat akut dan dapat menimbulkan eksudasi berupa pus, yang disebabkan oleh kuman non spesifik dan non virus.

"Penularan kuman dapat terjadi dimana dan kapan saja, baik secara kontak langsung dengan pasien meningitis dan droplet infection yaitu disebabkan karena terkena percikan air liur, dahak, ingus, cairan bersin dan cairan tenggorok si penderita. Saluran pernapasan yang merupakan port d'entree utama pada penularan penyakit meningitis ini," terang Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Dirjen PP-PL) Kemenkes.

Banyaknya jumlah bakteri tersebut disebarkan pada orang lain dengan melalui pertukaran udara dari pernafasan dan sekresi-sekresi tenggorokan. yang masuk dari aliran darah ke dalam cairan serebrospinal. Lalu bakteri yang tersebar tersebut kemudian memperbanyak diri didalamnya, sehingga dapat juga menimbulkan peradangan pada selaput otak dan otak

Meningitis Tuberkulosa yang terdiri dari tiga stadium, yakni stadium I atau stadium prodormal yang waktunya itu selama 2-3 minggu dengan gejala yang ditimbulkan cukup ringan dan tampak seperti gejala infeksi biasa. Pada anak-anak, gejala yang ditimbulkan untuk permulaan penyakit lebih bersifat subakut, sering tanpa demam, muntah-muntah, nafsu makan berkurang, murung, berat badan menurun, mudah tersinggung/sensitif, cengeng, rewel, opstipasi, pola tidur terganggu dan gangguan kesadaran berupa apatis. Sedangkan pada orang dewasa terdapat panasdengan suhu yang naik turun, sakit kepala, konstipasi, kurang nafsu makan, fotofobia, nyeri punggung, halusinasi, dan gelisah.

Pada stadium 2 merupakan stadium transisi yang waktunya itu akan berlangsung selama 1-3 minggu dengan gejala penyakit akan lebih berat lagi di mana pasien akan mengalami nyeri kepala yang hebat dan kadang disertai dengan kejang terutama pada bayi dan anak-anak. Tanda-tanda rangsangan meninggal mulai nyata, seluruh tubuh akan terasa kaku, terdapat  beberapa tanda peningkatan intrakranial, ubun-ubun menonjol dan muntah lebih hebat. lagi 

"Sedangkan untuk stadium 3 atau stadium terminal ditandai dengan kelumpuhan dan gangguan kesadaran hingga koma. Penderita meningitis yang masuk pada stadium  ini penderita kemungkinan besar  akan kehilangan nyawanya dalam waktu tiga minggu bila tidak mendapat pengobatan sebagaimana mestinya," terang Prof Tjandra. lanjut di baca >> daftar haji > daftar haji 2018 > daftar haji 2019